Skip to content

3 Tips dalam membangun sebuah start up yang bertahan lama

Perusahaan Start Up atau perusahaan rintisan adalah semua perusahaan baru yang belum lama beroperasi. Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat untuk pengguna / usernya.

Dalam membangun sebuah start up atau perusahaan rintisan, hal yang paling sulit adalah mempertahankannya. Diperlukan beberapa strategi dan pondasi yang matang supaya dapat membuat perusahaan yang tahan lama. Oleh karena itu, untuk kamu yang ingin membangun/ mempertahankan perusahaan start up silahkan simak tips berikut.

1. Tentukan Tujuan Perusahaan dan Target Pasar yang Sesuai

Tidak semua konsumen itu potensial, oleh karena itu kamu harus bisa menentukan bagaimana konsumen yang potensial dan target pasarmu. Mencari peluang pasar serta meneliti solusi potensial. Setelah itu mulailah membangun solusi sebagai produk atau layanan. Tapi, tidak sedikit Start up melakukannya secara terbalik, mereka mencari solusi terlebih dahulu, kemudian baru target pasarnya.

Intinya, kedua hal ini sangat mendasar dan harus ditentukan dengan jelas. Supaya setiap insan di perusahaan dapat mengetahui arah dan tujuan didirikannya perusahaan ini.

2. Buat Pengeluaran Perusahaan Menjadi Seminimal Mungkin

Di masa sekarang, mengurangi pengeluaran perusahaan yang sekiranya tidak perlu adalah hal yang wajib. Sebagai contoh, jika sebagian besar pelanggan bisnis mengalami penurunan daya beli, maka perusahaan perlu menyesuaikan biaya pemasarannya. Menurunkan biaya pemasaran dan biaya operasional adalah langkah yang tepat untuk menghemat pengeluaran perusahaan.

Cara lainnya bisa juga dengan mengoptimalkan promosi gratis pada media sosial. Atau dapat juga dilakukan pemberlakuan WFH agar biaya operasional kantor (air, biaya transport, listrik) juga menurun.

3. Pantau Kinerja Karyawan dengan Seksama

Karyawan yang sedang bekerja terutama WFH perlu senantiasa diawasi oleh atasan, seperti misalnya dengan menanyakan progres pekerjaan, meeting bareng, kendala yang ditemui dalam menyelesaikan tugasnya, dan memantau seberapa aktif sang karyawan saat berkomunikasi baik secara langsung maupun di grup chat.

Karyawan pun sebaiknya dilakukan penilaian performansi atau kinerjanya. Hal ini dilakukan supaya semakin termotivasi dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Selain itu juga dapat melihat karyawan yang kurang perform dan dapat melakukan evaluasi / memberikan nasehat terhadapnya.

Sekian tips dari kami, semoga membantu!